Gerakan Indonesia Melayani Jadi Dasar Budaya Kerja ASN

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Gerakan Indonesia Melayani (GIM) merupakan salah satu dari program prioritas Presiden Joko Widodo yang menjadi dasar untuk penciptaan budaya kerja aparatur sipil negara (ASN). Perubahan budaya kerja dilakukan mulai dari sisi perilaku para petugas, pegawai, bahkan pejabat, terutama saat melayani masyarakat. 

Hal itu diungkapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo saat memberikan Kuliah Umum Universitas Abdurrab secara virtual, Kamis (03/09). "Program pertama dari lima program Gerakan Nasional Revolusi Mental yaitu Gerakan Indonesia Melayani, menjadi alas sekaligus semangat bagi jajaran pemerintahan untuk fokus pada penciptaan budaya pada lingkungan ASN," ungkap Menteri Tjahjo. 

Perubahan yang bisa dilakukan adalah ASN harus memiliki perilaku standar, mulai dari keharusan untuk selalu menunjukkan keramahan, tersenyum, ketulusan, kepekaan, kedisiplinan, fokus, selalu mendengar, dan menghormati. Menteri Tjahjo mengatakan, setiap ASN harus memiliki tugas yang jelas, sehingga setiap pegawai dapat memberikan kontribusi kinerja pada unit kerjanya dan pada masyarakat. 

Satuan kerja yang memperoleh tugas untuk memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat harus secara terus-menerus memperbaiki sistem pelayanan agar lebih cepat, lebih murah, lebih adil, lebih nyaman, memiliki kepastian hukum, dan berbasis IT. Pelayanan kini didorong untuk bertransformasi menjadi e-services, terlebih di era pandemi Covid-19 seperti saat ini. 

Menteri Tjahjo mengingatkan seluruh jajaran pimpinan harus turut aktif melakukan perubahan untuk memajukan satuan kerjanya. "Seluruh pimpinan satuan kerja tidak boleh terlena dengan fasilitas kantor yang diberikan kepadanya, tetapi harus bekerja keras mewujudkan target-target yang diberikan," tegasnya. 

Kemudian, untuk dapat mewujudkan target-target pembangunan, ASN harus dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder, termasuk masyarakat. Sinergi dengan masyarakat antara lain dapat dijalin melalui penyediaan akses pengaduan mengenai pelayanan publik, dimana harus dapat ditangani secara cepat oleh unit kerja terkait. 

Selain untuk meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, GIM juga bertujuan agar instansi pemerintah dapat memiliki semangat untuk memperbaiki ketidaksesuaian dan penyimpangan yang ada dalam pemberian pelayanan. Sehingga ASN sebagai sumber daya manusia pemerintah yang melayani dapat terwujud. 

Dengan pelayanan yang baik, maka masyarakat dapat merasakan kehadiran negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini erat kaitannya dengan bela negara yang merupakan sikap dan perilaku warga yang dijiwai oleh kecintaan terhadap Indonesia dan diikuti dengan kesediaan berbakti untuk membela negara. 

Tjahjo menggambarkan bahwa untuk turun langsung dalam proses bela negara, banyak yang dapat dilakukan. Seperti dari kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya daerah Indonesia yang sangat beragam, kemauan untuk rajin belajar agar menciptakan SDM Indonesia yang unggul, hingga mematuhi dan taat kepada hukum yang berlaku. 

“Satu hal penting yang juga perwujudan dari bela negara adalah meninggalkan praktik korupsi. Penyakit ini merampas hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan tidak korupsi, maka kita telah membantu dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia,” tegas Tjahjo. 

Memiliki kualitas pelayanan yang bagus dan dapat mengamalkan sikap bela negara dalam kehidupan sehari-hari, Tjahjo yakin bahwa hal ini dapat menjadi modal untuk menghadapi tantangan bangsa. Tantangan bangsa yang dimaksud adalah korupsi, narkoba, radikalisme dan terorisme, serta bencana alam maupun non-alam, seperti Covid-19. 

“Selamat menempuh pendidikan bagi adik-adik mahasiswa baru Universitas Abdurrab. Terus dalami bidang keahliannya dan berkiprah dibidangnya masing-masing demi kemajuan bangsa,” pungkas Tjahjo.(p/ab)